Melakukan backup pada perangkat sangatlah penting untuk membuat semua hal yang ada di perangkat tersebut selalu terjaga dan aman apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Begitu perangkat mengalami soft brick, masih bisa dicegah dengan cara melakukan restore dari data yang telah dibackup sebelumnya melalui proses booting. Adapun cara untuk mengatasi peranti yang mengalami kerusakan dalam, yakni salah satu cara ampuh adalah menginstall ulang dari CD bawaan peranti tersebut. Memang tergolong rumit karena harus melakukan pengaturan ulang dari semua setelan sebelumnya, berbeda dengan melakukan restore yang tidak memerlukan setting ulang.
Membuat data backup pada dasarnya adalah kewajiban supaya peranti tetap aman, namun adapula orang yang tidak menginginkan ada data backup akibat ukuran file yang tergolong tinggi hingga menguras 50% dari drive kosong. Besarnya ukuran file backup tersebut juga mengacu dari banyaknya program yang telah dipasang, jadi semakin sedikit program/software yang dipasang, maka ukuran juga akan semakin sedikit. Selain melakukan backup ini, masih ada hal yang sangat penting untuk tetap diaktifkan, yaitu system restore point. Memang memakan banyak ruangan penyimpanan, namun hal tersebut masih perlu untuk diaktifkan.
System restore point dengan data backup sangatlah berbeda, jika system restore point terdapat pada drive C, sedangkan jika data backup bisa dipilih sendiri drive mana yang akan digunakan untuk meletakan data tersebut. Serta kegunaan dari keduanya pun berbeda. Intinya file backup ini akan membuat semacam arsip dalam folder yang memiliki ukuran besar dan pengguna harus siap untuk menyiapkan ruangan besar tersebut untuk membuat file backup penuh. File backup juga bisa dipause, namun hasil yang didapatkan tentu akan kurang dan jika melakukan restore pasti hanya akan sebagian yang bisa dikembalikan.
Melakukan backup sangat cocok bagi pengguna yang memiliki 2 HDD. Atau setidaknya jika pada laptop memiliki ukuran HDD 500GB, karena file backup ini akan membutuhkan kurang lebih 100GB dan itu adalah ukuran yang sangat besar jika dibandingkan ukuran sebuah video bluray berdurasi 2jam. Dan disini Saya akan membagikan tata cara untuk menonaktifkannya secara aman khusus untuk Windows 7. Jadi apabila pengguna tidak ingin melakukan backup akibat ukuran yang sangat besar, bisa langsung mematikannya pada sistem. Berikut ini tata caranya.
- Pertama – tama silahkan buka PC, dan klik START Menu dan ketikan Backup and Restore dan ENTER.
- Selanjutnya akan dibawa kehalaman backup dan restore, sekarang pengguna cukup klik sekali pada teks Turn off schedule.
- Setelah klik sekali, tunggu beberapa detik dan proses backup akan tidak diaktifkan.
Dan untuk mengaktifkannya kembali silahkan klik pada teks Turn on schedule.
Sangat sederhana dan Saya rasa mudah dipahami untuk pengguna. Jadi untuk apa melakukan turn off backup? Ini bisa menjadi pertanyaan yang memiliki banyak jawaban, dan salah satu jawaban yang Saya sebutkan adalah dikarenakan fitur backup ini melakukan schedule setiap waktu yang telah diatur dan membuat backup saat hari itu tiba. Jika pengguna telah memiliki data backup sebelumnya, dengan begitu membutuhkan waktu yang sangat lama pada hari itu untuk menyelesaikan backup dan mengganti ulang data backup yang ada, jadi sekiranya data backup lampau sudah cukup untuk membuat peranti aman, sepertinya fitur mematikan schedule backup ini memang akan dibutuhkan. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan berkomentar.
Semoga bermanfaat dan Selamat mencoba
1 comment
Thanks.. Sangat membantu.