Meningkatkan Batas Timeout pada SSH Linux

Meningkatkan Batas Timeout pada SSH Linux

Menggunakan sistem operasi Linux lebih leluasa ketimbang Windows. Itu karena fungsi yang disediakan pada Linux lebih banyak, dan selain itu proses eksekusi perintah serta lain-lain juga terbilang cepat. Tapi berdasarkan kepopuleran, tentunya Windows masih unggul.

Biasanya seseorang yang hendak membeli layanan VPS untuk website mereka akan memilih Linux ketimbang Windows. Karena proses setup yang tergolong praktis dan tidak ribet. Selain itu, menggunakan VPS Linux juga dapat memakai SSH, sehingga ini sama halnya mengakses Terminal yang ada di desktop Linux.

Koneksi pada SSH secara default memiliki batas timeout kurang lebih 10 menit. Setelah itu apabila koneksi idle dan tak ada perintah apapun yang dituliskan, maka server akan secara otomatis terputus. Dan batas timeout tersebut sebenarnya bisa diatur sesuai waktu yang diinginkan.

Baca juga: Cara Transfer File Melalui SSH dengan SCP

Cara Mengatur Batas Timeout pada SSH Linux

Semua OS Linux memiliki pengaturan SSH yang sama, dan itu terletak pada direktori sshd_config. Disana kamu bisa mengatur segala hal yang terlibat pada SSH, termasuk mengatur batas timeout ini.

Hal ini sangat diperlukan bagi seseorang yang menggunakan layanan pihak ketiga semacam ngrok atau serveo yang dapat melakukan port forwarding ke SSH. Sehingga memerlukan batas timeout unlimited supaya koneksi tidak sampai terputus.

Sesuai dengan judulnya, berikut ini tata cara meningkatkan batas timeout pada SSH Linux:

  1. Silakan hubungkan SSH terlebih dahulu.
  2. Setelah itu ketik perintah berikut untuk mengedit file konfigurasi SSH.

    sudo vi /etc/ssh/sshd_config
  3. Lalu taruh kode berikut pada bagian paling bawah.

    ClientAliveInterval 120
    ClientAliveCountMax 720
  4. Jika sudah, tekan tombol ESC lalu lanjutkan mengetik perintah ini untuk menyimpan file.

    :wq
  5. Tahap terakhir, restart proses SSH dengan perintah berikut.

    service ssh restart

Cukup itu saja yang harus dilakukan, tapi untuk penjelasan mengenai tutorial diatas supaya kamu dapat mengalihkan batas waktunya, silakan baca penjelasannya dibawah.

Baca juga: Menambah User ROOT SSH dengan Autentikasi Sandi di VPS Ubuntu

Penjelasan dari ClientAliveInterval dan ClientAliveCountMax

Sekilas itu terlihat hanyalah seperti konfigurasi biasa, namun terdapat perbedaan dari kedua itu. Jadi keduanya sama-sama dapat diatur berdasarkan angka, yang mana ini dapat diatur sesuai yang diinginkan.

Dan berikut ini penjelasan dari kedua konfigurasi tersebut:

  • ClientAliveInterval: Menetapkan timeout berdasarkan detik yang diatur apabila tidak ada data yang diterima dari klien. Secara default ini diatur sebagai nol. Sistem akan mengirim pesan melalui saluran terenkripsi untuk meminta tanggapan dari klien. Namun jika konfigurasi ini diatur sebagai nol, tentu pesan-pesan itu tidak akan dikirim ke klien
  • ClientAliveCountMax: Menetapkan jumlah pesan hidup klien. Jika ambang telah tercapai saat pesan dikirim, maka sistem akan memutuskan klien dan mengakhiri sesi. Secara default ini diatur sebagai 3.

Sebagai contoh tambahan, misalnya kamu mengatur ClientAliveInterval sebagai 15, dan membiarkan ClientAliveCountMax sebagai default yaitu 3. Maka hasilnya klien SSH yang tidak responsif atau idle akan terputus setelah sekitar 45 detik.

Sedangkan contoh tutorial diatas akan membuat SSH tetap aktif dalam maksimal waktu 1 hari (84600 detik). Kamu bisa mengatur lebih lama lagi sesuai yang diharapkan.

Semoga bermanfaat dan Selamat mencoba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *